Minggu, 30 Januari 2011

Menghentikan Kebiasaan Menjambak

Diposting oleh elda utami di 02.08
Jelas menjambak bukan cara tepat berkomunikasi! Cara berikut dapat menghentikan anak menarik rambut orang lain agar tak menjadi kebiasaan:
  1. Gagalkan usahanya.  Satu cara untuk menekan perilaku anak yang tidak baik adalah menunjukkan bahwa usahanya tidak mempan.  Bila Anda abaikan, anak akan menggunakan cara itu karena dia pikir   boleh digunakan. Bila Anda  menuruti keinginan anak karena rambut Anda ditarik, cara ini juga akan terus dia gunakan. Bila Anda memberikan hukuman, misalnya; “Baik. Karena kamu menarik rambut Bunda, Bunda tidak mau bacakan cerita.”  Anak Anda belum biasa memahami situasi ini.  Cara yang cocok untuk situasi ini adalah; “Tidak boleh menarik rambut. Sekarang waktunya mandi, mandi dulu!” 
  2. Tekan perilakunya.  Hukuman tak cocok untuk anak  usia ini. Cara yang cocok adalah  mengatakan dengan tegas, “Tidak boleh menarik rambut. Sakit.” Time out   cocok diberikan pada anak usia di atas 2 tahun. Pegang tangan anak dengan lembut, lepaskan dari rambut Anda. Tatap mata anak, dan jangan diajak bicara lagi selama sepuluh menit. 
  3. Ajak bicara. Setelah masa didiamkan berakhir, ajak anak bicara. Meski kemampuan bicaranya masih terbatas, jelaskan bahwa menjambak bukan cara untuk memecahkan masalah. Katakan, “Menarik rambut itu tidak boleh. Tahu, kenapa?” Mungkin  anak menjawab, “Supaya aku tidak dimarahi.”  Tak masalah. Ini perkembangan moral yang normal pada anak usia ini. Katakan, “Betul. Kalau kamu menarik rambut Bunda atau Mbak, kamu akan dimarahi, karena kamu menyakiti orang.” 
  4. Jangan dibalas  menarik rambutnya supaya ia tahu rasanya. Kalau Anda ingin anak tidak menarik rambut, jangan lakukan terhadap anak. Balas membalas tarik rambut, memberi pesan pada anak, perilaku ini boleh diakukan untuk mengubah perilaku orang lain. Pemikiran bahwa anak harus mengalami rasa sakit karena ditarik rambutnya, tidak akan membuat anak usia ini jera karena kemampuan empati belum berkembang untuk mengaitkan perilakunya dengan balasan fisik (rasa sakit karena rambutnya ditarik) yang dia terima. 
  5. Latih bicara. Anak harus paham bahwa komunikasi verbal adalah cara tepat untuk mengungkapkan keinginan. Kekerasan bukan cara yang baik! Semakin dini Anda berusaha menghentikan perilaku ini, semakin cepat Anda mengubah perilakunya. Bantu anak menerjemahkan keinginannya, misalnya “Setelah main, minum susu dulu atau mandi dulu?”  Mungkin anak akan menjawab “Nggak mandi, nggak cucu.” Maksudnya, “Nggak mau mandi, nggak mau minum susu.” Jangan putus asa, jelaskan bahwa anak harus memilih. Bila ia tidak mau memilih, Anda yang memutuskan.
  6. Jangan emosi, kemudian menjerit. Bisa jadi, anak menunggu reaksi ini. Jeritan atau teriakan bisa menyenangkan si kecil karena usahanya untuk menarik perhatian berhasil. Lebih baik pegang tangan anak, tatap matanya dengan serius sambil berkata, “T i d a k         b o l e h!”
  7. Ajarkan sentuhan positif seperti membantu menggarukkan punggung bunda atau memijat tangan ayah yang pegal-pegal. Tunjukkan bahwa tangan bisa digunakan untuk bermacam aktivitas baik.
  8. Jangan berharap terlalu banyak selama proses pengubahan perilaku ini. Anak usia ini sedang susah payah belajar dengan melakukan sesuatu berulang-ulang dan mungkin juga lupa. Yang penting Anda konsisten dan jangan menyerah.
Alihkan Tangannya!
  1. Menyanyi lagu “Kepala – Pundak – Lutut – Kaki” (Head – Shoulder – Knees and Toes) begitu tangan si kecil mulai ingin menarik rambut Anda. Letakkan tangannya di atas kepalanya kemudian bernyanyilah.
  2. Menari, menggoyangkan tangan di atas kepala, begitu anak menunjukkan gelagat akan menarik rambut Anda atau rambut pengasuhnya
  3. Tepuk tangan, sambil berseru “Hore!” untuk mengalihkan tangannya dari kepala Anda saat ia siap menjambak.
Aktivitas Tangan
  1. Ting..Tung..Tuts Piano. Bunyinya yang nyaring saat ditekan membuat si kecil senang. Ia akan terus menekan tuts piano. Sekalian ajarkan dia menyanyi.
  2. Bermain boneka tangan bentuk manusia atau binatang. Ajak anak menggunakan tangan untuk mendongeng. Selain mengaktifkan tangan, latih  kemampuan bicara anak termasuk mengungkapkan perasaan.
  3. Membentuk play dough. Buat adonan dari tepung dan air. Ajak anak membuat aneka bentuk dari adonan ini. Mungkin ia belum bisa membentuk apapun selain meremas-remas. Bimbing ia membuat bentuk-bentuk sederhana sembari bercerita.
  4. Finger paint. Sediakan kertas kosong yang besar, hamparkan di carport atau halaman berumput dan cat untuk finger paint. Si kecil  suka kegiatan ini karena boleh kotor-kotor. Sediakan peralatan lain seperti sikat gigi bekas atau kuas untuk cat tembok. Jelaskan sebelumnya, ia tak boleh menjilat cat. Atau, saat tangannya penuh cat, ia tak boleh mengusap mata. Aktifkan tangan anak dengan membuat coretan.
sumber: http://www.ayahbunda.co.id/

0 komentar:

Posting Komentar

 

rumahku sekolahku... Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez